Busway….oh busway….

Beberapa tahun pernah merasakan menjadi rakyat jelata di negara orang, bahkan berkelana di beberapa negara lainnya, tidak pernah menyusahkan atau bahkan membuat aku ingin menangis karena harus mencapai suatu tempat pastilah bisa tepat waktu….merupakan kebahagiaan tersendiri untuk menikmati transportasi umum…Mulai dari kereta api sampai dengan bus. Buku panduan tersedia, bahkan papan jadwal kedatangan pun terpampang jelas di shelter atau platform …sehingga tidak membuat hati dag-dig-dug menanti.

Sebenarnya dengan jadwal yang tepat dan jelas pun sudahlah cukup, tanpa perlu membicarakan prasarana busway ini….(tempat tunggunya yang sempit-kotor bahkan panas, jembatan yang kadang kehujanan di musim hujan, terkadang kondisi buswaynya sendiri yang tidak lagi terpelihara dengan baik, penumpangnya yang tidak peduli terhadap orang tua, anak kecil bahkan ibu hamil…..hiks….)

Pada satu kesempatan  yang mengharuskanku untuk naik busway, karena katanya lebih cepat dan tidak kena macet…..pergilah aku ke Mangga Dua….berharap pergi sebentar lalu langsung segera pulang, menunggu busway sekitar jam 12.10 siang…sayangnya..busway yang dinanti (koridor 5) tak kunjung tiba..entah jadwalnya setiap 10 menit, setengah jam atau berjam-jam….tidak ada yang tahu…entah nongol atau tidak sama sekali nongol….

Keringat sudah bercucuran selama1 jam di tempat menunggu yang amat panas  bahkan rasanya mau menangis karena aku harus segera menjemput anak pulang sekolah. Bertanya ke petugas…”Oh …lagi ganti shift  Bu, tunggu aja Bu…entar juga datang” begitu jawabnya….Lah..kalo ada pergantian shift mbok yah dikasih pengumuman, sehingga tidak membuang waktu penumpang yang terburu-buru….kan bisa naik kendaraan lain…

Hiks…padahal jadwal menjemput anak pukul 13.00, akhirnya pukul 13.15 datanglah yang dinanti…..untungnya anak-anak sabar menanti selama i jam menanti dijemput mereka masih bermain dengan teman-teman sepenanggungan yang juga telat dijemput.

Tanpa mau memprotes dengan kondisi transportasi di negara tercinta ini, hanya kadang kala miris saja…hiks…hiks….

Separuh Jiwaku……

Membuat sedikit tulisan untuk sebelas tahun perkawinan kami yang akan jatuh tempo seminggu lagi, kupinjamlah sepenggal judul lagunya si Mas Anang yang lagi ngetop itu…”Separuh Jiwaku”. Menyimak lirik lagunya si mas itu sebenarnya kasian banget…karena yang namanya urusan “separuh jiwa” ini sulit-sulit gampang….malah banyak yang sudah digampangkan(dimudahkan) dalam segala hal…kadang malah jadi ngegampangi akhirnya malah nyusahin separuh jiwanya yang lain….

Buat aku menemukan dan ditemukan oleh separuh jiwaku bukanlah perkara gampang…Bersekolah di sekolah yang jenis kelamin “hawa” semua..maka bertemu dengan kaum adam merupakan keistimewaan….berhubung sekolahnya juga perlu konsentrasi tinggi… nan disiplin pula maka hal yang istimewa itu pun hampir terlupakan….atau emang kuper juga…

Setelah kuliah…plarak plirik teman kuliah….cuma beraninya segitu aja…selebihnya ternyata bukan juga perkara gampang…..sampai akhirnya menemukan dan ditemukan ” separuh jiwaku” ini….

Dua kepala yang berbeda isinya…latar belakang…emosi jiwa….mungkin juga IQ nya…memang susah sekali untuk benar-benar satu….walau bertahun-tahun mengenal bahkan akhirnya serumah….cuma satu resepnya sejauh ini…”ngobrol” dari hati ke hati dengan muka ke muka (berhadapan langsung)….lagi  senang…lagi kesel…lagi curiga…lagi cemburu…lagi capek…ataupun marah…tinggal gunakan senjata “komunikasi”…kadang senjata ini lancar…kadang juga tumpul….tapi paling tidak “separuh jiwaku” tahu bagaimana perasaan yang sebenarnya….

Hidup kami tidak semakin muda…..banyak suka maupun duka yang dilalui bersama….separuh dan separuh yang sudah disatukan oleh Yang Di Atas adalah yang terbaik…lihatlah wajah-wajah mungil titipanNya….yang harus disiapkan dan dibesarkan oleh yang telah disatukan itu.

Happy Anniversary…..

What If……

Tanpa perlu membicarakan manusia lain, aku si manusia normal sering kali berandai-andai dengan keadaan….seandainya tinggal di negara lain…mungkin ga riweh dan macet seperti di Jakarta…..seandainya punya rumah ga di Kelapa Gading mungkin ga deg-deg an tiap musim hujan kebanjiran…. seandainya dulu kuliah di fakultas hukum sekarang sudah jadi pengacara….akh…akhirnya memang aku jadi pengacara (pengangguran banyak acara) tanpa harus kuliah di fakultas itu…

Seandainya= “what if”…adalah bentuk pelarian dalam menghadapi kenyataan yang kadang menyergapku pada saat kalut maupun kuatir. Berharap semua membaik bila dalam kalut…..

Pernah kuandaikan aku adalah wanita yang berhasil dalam karir…..yang tak perlu repot mengurusi menu makan si kecil…tidak perlu mengantar jemput mereka sekolah….tapi…..tidak bisa kuandai-andaikan hidupku tanpa gelak tawa mereka…tanpa usapan tangan kecilnya di pipiku…tanpa bau mereka di pagi hari…tanpa tangisan mereka mengadu bila terjatuh….tanpa pertanyaan mereka tentang hal-hal baru ataupun kata-kata yang tidak dimengerti oleh mereka….tanpa nyanyian nan merdu dan sumbang yang mengisi hari-hariku….tanpa tatapan mesra saat memelukku….

Tidak ingin berandai-andai untuk dua buah hati yang melengkapi kehidupan “pengacaraku” menjalani hari-hari…..